TEKNOBUZZ — Dalam perayaan anniversary ke 80 tahun bertema “80 Years of True Sound”, Sennheiser menegaskan komitmennya terhadap industri kreatif Indonesia.
Melalui acara diskusi panel di Jakarta, Sennheiser mempertemukan musisi, konten kreator, dan jurnalis untuk mengenang warisan teknologi audio sekaligus membahas masa depan industri ini di tanah air.
Sejak berdiri pada 1945, Sennheiser terus menjadi pelopor dalam redefinisi pengalaman audio profesional dengan menghadirkan produk yang mengutamakan kualitas dan keandalan.
“Dalam merayakan tonggak bersejarah ini, kami ingin memberikan apresiasi kepada komunitas kreatif Indonesia yang dengan semangat dan kecintaan terhadap audio terus menginspirasi kami untuk melampaui batas dan membuka peluang baru bagi generasi mendatang,” ujar Roland Lim, Sales Director Professional Audio Sennheiser Asia di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Acara ini juga menghadirkan diskusi inspiratif bersama musisi muda Bernadya Ribka, kreator konten Fernanda Gunsan, dan jurnalis teknologi Danang Arradian sekaligus ketua Forum Wartawan Teknologi (Forwat).
“Sebagai musisi, suara adalah bahasa untuk terhubung dengan orang lain. Dengan teknologi yang tepat, setiap nada bisa dirasakan sebagaimana mestinya. Itulah arti True Sound bagi saya,” ungkap Bernadya.
Sementara itu, Fernanda menambahkan, “Meskipun visual menarik perhatian, suara lah yang menciptakan emosi bertahan lama. Bagi kreator konten, audio andal bukan sekadar teknis, tapi bagian penting dalam membangun resonansi cerita.
”Danang Arradian, Tech Editor Sindonews sekaligus Ketua FORWAT, juga menegaskan pentingnya keaslian audio di era media digital.
“Kami bekerja lintas podcast, laporan video, dan cerita multimedia. Suara yang jernih dan autentik sangat penting untuk menjaga keterlibatan audiens serta menyampaikan pesan secara efektif,” tandasnya.
Melalui inovasi berkelanjutan, Sennheiser berupaya mendukung musisi, streamer, jurnalis, dan konten kreator dengan solusi audio yang menghadirkan kejernihan, keautentikan, dan kedalaman emosi.
“Perayaan ini bukan sekadar mengenang masa lalu, tapi langkah untuk terus menginspirasi dan tumbuh bersama komunitas kreatif Indonesia dan dunia,” tutup Roland Lim.
