TEKNOBUZZ – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan terbaru bertajuk Telecommunication Statistics Indonesia 2024 (Statistik Telekomunikasi Indonesia 2024) yang mencatat perkembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.
Mulai dari penetrasi internet, kepemilikan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK), hingga kinerja ekspor-impor produk ICT (Information and Communication Technology).
Mengutip situs resmi BPS, data ini menunjukkan transformasi digital di Indonesia berjalan cepat, meski masih ada tantangan dalam daya saing industri. Berikut ulasan lengkapnya.
Baca juga: Wamenperin: Industri ICT Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi RI 8%
Internet dan Ponsel Seluler Dominasi Akses Informasi
Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024, sebanyak 72,78% penduduk Indonesia telah mengakses internet. Angka ini meningkat dari 69,21% pada 2023. Lonjakan ini menandakan semakin luasnya akses masyarakat terhadap sumber informasi digital.
Perkembangan internet tidak lepas dari penetrasi ponsel seluler yang mencapai 68,65% pada 2024, naik dari 67,29% di 2023. Sebaliknya, penggunaan telepon rumah kabel terus menurun, hanya 0,99% rumah tangga yang masih menggunakannya di 2024, turun dari 1,17% pada tahun sebelumnya.
Kepemilikan komputer rumah tangga juga meningkat tipis, dari 18,06% pada 2023 menjadi 18,52% pada 2024. Tren ini menunjukkan kebutuhan perangkat digital masih berkembang, terutama untuk mendukung pendidikan, pekerjaan, dan hiburan berbasis internet.
Ekspor ICT Turun, Impor Justru Naik
Kinerja ekspor produk ICT Indonesia mengalami penurunan dua tahun terakhir. Pada 2024, nilai ekspor tercatat sebesar US$7.371 juta atau sekitar Rp113,68 triliun (kurs Rp15.420/US$), turun 2,22% dibanding 2023 yang mencapai US$7.538 juta atau Rp116,22 triliun.
Sebaliknya, impor ICT justru tumbuh 4,59% pada 2024 dengan nilai US$13.552 juta atau sekitar Rp209,05 triliun. Mayoritas impor berasal dari kelompok komponen listrik (US$4.939 juta / Rp76,11 triliun) dan komputer serta perangkat periferal (US$4.650 juta / Rp71,67 triliun).
Hal ini mengindikasikan peningkatan aktivitas perakitan perangkat elektronik serta kebutuhan infrastruktur digital dalam negeri.
Kontribusi ke PDB Masih Rendah
Sektor informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 7,57% di 2024. Sehingga menjadikannya sektor dengan pertumbuhan keenam tertinggi. Namun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih rendah, hanya 4,34% atau berada di posisi ketujuh dalam struktur ekonomi Indonesia.
Tren ekspor yang melemah dan impor yang meningkat menegaskan perlunya evaluasi daya saing industri ICT Indonesia. Meski sektor ini tumbuh stabil dalam negeri, ketergantungan pada produk impor berpotensi menghambat kemandirian digital di tengah dinamika ekonomi global.
Dengan penetrasi internet yang terus naik, Indonesia perlu memperkuat industri ICT agar tidak hanya menjadi pasar, tapi juga pemain utama dalam ekosistem digital dunia.


