TEKNOBUZZ – Penipuan online di Indonesia terus berkembang dengan berbagai modus baru. Seiring meningkatnya aktivitas digital masyarakat, pelaku kejahatan siber juga semakin lihai memanfaatkan celah keamanan dan ketidaktahuan pengguna.
Untuk itu, Ketua Bidang Industri dan Kemandirian IoT, AI & Big Data MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia) saat dihubungi Tim TEKNOBUZZ ID, mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan edukasi dalam menghadapi ancaman penipuan digital.
Menurut Teguh, salah satu modus yang kini marak adalah janji “untung besar dalam waktu cepat tanpa risiko” yang kerap muncul dalam bentuk binary option, robot trading, atau skema Ponzi. Skema ini sering dibungkus secara profesional dan meyakinkan, padahal ujung-ujungnya merugikan masyarakat.
MASTEL Berikan Tips Menghindari dan Mengatasi Penipuan Online
MASTEL menyarankan masyarakat selalu memastikan legalitas platform yang digunakan, khususnya jika menyangkut keuangan. “Sebelum berinvestasi, cek apakah platform tersebut terdaftar di OJK melalui situs resminya,” tegas Teguh.
Berikut panduan praktis dari MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia) untuk melindungi diri dari Penipuan Online dan cara mengatasi penipuan jika kamu sudah menjadi korban penipuan online tersebut.
Baca Juga: MASTEL Minta Pengawasan Judol Diperluas ke Bisnis Fintech
Waspada terhadap Modus Umum Penipuan Digital
1. Phishing & Link Palsu
– Jangan klik link mencurigakan di SMS, email, atau DM (contoh: “Akun Anda dibajak, klik link ini!”).
– Periksa alamat email pengirim (bukan @gmail.com, tapi tiruan seperti @support-bni.club).
– Gunakan Google Safe Browsing (https://transparencyreport.google.com/safe-
browsing/search) untuk cek keamanan link atau safe browsing dari browser
lainnya.
2. Scam Investasi & Money Game
– Hindari janji “Untung besar, cepat, tanpa risiko” (contoh: binary option, trading
robot, atau Ponzi scheme).
– Pastikan platform investasi terdaftar di OJK (cek di https://ojk.go.id).
3. Social Engineering (Panggilan/WA Palsu)
“Penipu sering sekali mengaku sebagai customer service bank, polisi, atau keluarga darurat (misalnya “Anak Anda kecelakaan, kirim uang sekarang!”. Sebaiknya, kamu verifikasi langsung dengan menghubungi nomor resmi instansi terkait,” jelas Teguh.
4. Deepfake & Rekaman Suara Palsu
– Waspada jika ada video/suara orang terdekat minta transfer uang, karena bisa jadi hasil AI deepfake. Sebaiknya pastikan keluarga, teman atau orang terdekat kamu benar-benar membutuhkan bantuan kamu, atau justru itu ulah penipu.
– Buat kata sandi keluarga untuk konfirmasi darurat.
Langkah Praktis Mengamankan Diri
1. Proteksi Akun & Data
– Aktifkan 2FA (Two-Factor Authentication) di semua akun penting seperti e-mail, banking, e-wallet).
– Gunakan password berbeda untuk tiap akun, mungkin bisa gunakan manajer password seperti Bitwarden.
– Jangan bagikan OTP, PIN, atau kode verifikasi ke siapapun.
2. Cek Transaksi & Notifikasi
– Aktifkan notifikasi transaksi real-time di aplikasi bank/e-wallet.
– Jika ada transaksi mencurigakan, segera blokir kartu/bank segera via layanan call center.
3. Keamanan Perangkat
– Update OS & aplikasi terbaru untuk tutup celah keamanan.
– Hindari instal APK tidak resmi (modifikasi) yang mungkin mengandung malware.
Cara Mengatasi Penipuan jika sudah menjadi korban
– Jika kamu sudah menjadi korban penipuan, segera Hubungi Bank untuk membekukan transaksi bisa melalui kontak call center resmi.
– Laporkan ke Polisi via patrolisiber.polri.go.id atau Aduan Komdigi (https://aduankonten.id).
– Blokir & Laporkan Akun Penipu di platform terkait (WhatsApp, Facebook,
Instagram).
Selain itu, Teguh mengajak masyarakat untuk mengikuti akun resmi seperti MASTEL, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Kemkomdigi), maupun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) agar terus mendapat informasi terbaru mengenai modus-modus penipuan digital. Semoga tips dari MASTEL tersebut membuat kita semua bisa mengindari segala modus penipuan!
