TEKNOBUZZ – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia menunjukkan kesiapan yang kuat dalam adopsi Kecerdasan Buatan (AI), dengan 85% melaporkan keuntungan operasional yang signifikan dari penerapannya dan 93% merasa yakin dengan kemampuan mereka untuk mengimplementasikan AI.
Namun, studi terbaru dari IBM yang bertajuk “Unlocking Indonesia’s Economic Potential for Future Prosperity” mengungkapkan bahwa kesiapan etika AI masih tertinggal, infrastruktur TI, dan ketersediaan talenta digital menjadi hambatan utama bagi UMKM untuk sepenuhnya dalam adopsi dan memanfaatkan potensi AI.
Studi ini, yang melibatkan lebih dari 500 pemimpin bisnis senior di seluruh Indonesia, termasuk sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyoroti bahwa meskipun UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 60% PDB dan menyerap 97% tenaga kerja, hanya 63% UMKM yang memiliki strategi AI yang jelas.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan usaha menengah (80%) dan usaha besar (71%). Hal ini mengindikasikan perlunya kebijakan pemerintah yang lebih terarah untuk mendukung transformasi digital UMKM.
Beberapa temuan kunci dari studi ini mencakup:
- AI sebagai Pendorong Pertumbuhan: Sebanyak 77% pemimpin bisnis Indonesia melihat AI dan transformasi digital sebagai peluang pertumbuhan utama bagi negara.
- Tantangan Kritis: Infrastruktur (84%), keamanan siber (55%), dan kurangnya talenta terampil digital (45%) tetap menjadi hambatan utama dalam mewujudkan ambisi ekonomi digital Indonesia.
- Kesiapan Etika AI yang Tertinggal: Hanya 45% responden yang menyatakan memahami cara menggunakan AI secara etis, dan hanya 24% yang melaporkan memiliki proses tata kelola AI yang jelas.
Baca juga: IBM Perkuat Kapabilitas Telkom dengan AI
Catherine Lian, General Manager and Technology Leader, IBM ASEAN, menyatakan bahwa IBM percaya dengan membangun fondasi digital yang aman, menjembatani kesenjangan talenta, serta mendorong kerangka kerja nasional untuk AI yang etis melalui kolaborasi dan investasi infrastruktur akan menjadi faktor utama keberhasilan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan sosial Indonesia.
Meskipun 83% responden menyadari inisiatif pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sebagian besar (97%) menyerukan kemitraan publik-swasta yang lebih dalam, terutama dalam pengembangan AI dan keterampilan digital.