TEKNOBUZZ – vivo Indonesia menegaskan komitmen jangka panjangnya untuk Indonesia melalui partisipasi aktif dalam Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment for Better Business, Better World, and Sustainable Development Goals (“the Summit”) yang resmi dibuka hari ini di Jakarta.
Acara berskala internasional ini diselenggarakan bersama oleh Pemerintah Indonesia, United Nations Global Compact (UNGC) BRI Action Platform, THK Forum, United in Diversity Foundation (UID), Kamar Dagang dan Industri (KADIN), International Chamber of Commerce (ICC), UN Global Compact Network Indonesia (IGCN), dan Sustainable Development Solutions Network (SDSN).
Summit ini menandai momentum krusial bagi pemulihan ekonomi global serta aksi iklim yang inklusif dan berkelanjutan.
Lebih dari 300 tokoh lintas sektor, termasuk pemerintah, dunia usaha, akademisi, lembaga internasional, dan LSM, hadir dalam acara ini untuk merumuskan langkah konkret dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan di bawah inisiatif Belt and Road (BRI). Seiring BRI memasuki dekade baru, forum ini berfokus pada kolaborasi berkualitas tinggi, berstandar global, dan berprinsip berkelanjutan.
Sebagai satu-satunya merek smartphone yang diundang dalam acara ini, vivo Indonesia berbagi praktik terbaik dan dampak jangka panjangnya dalam pembangunan sosial dan digital di Indonesia. Kehadiran vivo membuktikan bahwa teknologi bukan hanya tentang inovasi, tetapi juga pemberdayaan masyarakat.
“Nilai sebuah perusahaan bukan hanya soal angka pertumbuhan, tetapi tentang dampak yang kita ciptakan bagi masyarakat. Di vivo, kami meyakini bahwa teknologi harus mempermudah. Kami percaya teknologi seharusnya membantu kehidupan sehari-hari. Lewat langkah-langkah nyata, kami ingin hadir di tengah kebutuhan masyarakat dan memberi manfaat yang nyata,” ungkap Gary Huang, CEO vivo Indonesia dalam pidatonya.
Huang juga membagikan informasi mengenai program “vivo NexGen Scholar”, sebuah inisiatif pendidikan multi-tahun yang telah berjalan sejak awal 2025 bersama Hoshizora Foundation dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Hingga saat ini, program tersebut telah menjaring puluhan mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia untuk dibekali keterampilan digital masa depan di bidang informatika, data science, dan teknik komunikasi.
“Melalui NexGen, kami membangun jembatan antara potensi generasi muda dan masa depan pertumbuhan Indonesia. Program ini mencerminkan komitmen jangka panjang vivo untuk menghadirkan dampak nyata, memberdayakan talenta lokal, dan menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Gary Huang.
Kolaborasi Lintas Sektor dan Komitmen SDGs
Sebagai bagian dari Sino-Indonesia Corporate Community Action Network, vivo memperluas kolaborasi lintas sektor di bidang lingkungan, kesehatan publik, dan pemberdayaan pemuda. Inisiatif ini selaras dengan seruan Joint Statement dari UNGC untuk menjadikan bisnis sebagai penggerak SDGs dalam kerangka BRI, mendorong pembangunan infrastruktur yang hijau, inklusif, dan bertanggung jawab.
Program NexGen Scholar secara khusus bertujuan untuk meningkatkan keterampilan digital generasi muda Indonesia agar siap menghadapi masa depan, serta menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja. Ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) keempat tentang Pendidikan Berkualitas, kedelapan tentang Pekerjaan Layak, dan SDG kesepuluh tentang Pengurangan Ketimpangan.
Sejak memasuki pasar Indonesia pada tahun 2014, vivo telah membangun reputasi sebagai salah satu merek teknologi terpercaya, melayani hampir 50 juta pengguna di seluruh nusantara. Dipandu oleh visi jangka panjang dan selaras dengan SDGs, vivo mengembangkan kerangka keberlanjutan yang berlandaskan empat pilar utama: Technology for All, Green Co-existence, Value Co-Creation, dan Social Benefit.
“Bagi vivo, teknologi bukan hanya soal kemajuan, tetapi tentang menciptakan dampak yang bermakna bagi masyarakat. Kami percaya bahwa masa depan yang berkelanjutan dibangun lewat kolaborasi, tanggung jawab, dan kebahagiaan yang dibagikan bersama. Inilah esensi dari ‘Joy in Us’,” tutup Gary Huang.