TEKNOBUZZ – Popularitas Paylater sebagai salah satu layanan keuangan digital terus mengalami perkembangan pesat.
Merujuk pada laporan “Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption” yang diluncurkan oleh Populix, 55% responden menyatakan pernah menggunakan layanan Paylater.
Popularitas Paylater diantaranya didorong oleh ketimpangan penetrasi akses kredit diiringi cepatnya adopsi digital serta kemudahan akses dan fleksibilitas pembayaran yang ditawarkan oleh Paylater.
Pertumbuhan ini juga dirasakan oleh Kredivo, tercatat, jumlah pengguna Kredivo mengalami peningkatan hingga 20 kali lipat dalam 5 tahun terakhir dengan total jumlah dan nilai transaksi juga meningkat masing-masing hingga 58,59% (CAGR) dan 78.42% (CAGR) dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Menurut Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo, pertumbuhan jumlah pengguna maupun transaksi Kredivo menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap Paylater.
Di lain sisi, masih banyak mispersepsi yang berkembang mengenai Paylater. Paylater seringkali dianggap sebagai pinjaman online (pinjol) atau fintech P2P lending, alih-alih sebagai alat pembayaran.
“Hal ini tentunya dapat berpotensi mempengaruhi perkembangan industri Paylater yang tengah tumbuh menjanjikan,” kata Indina.
Kondisi inilah yang mendorong Kredivo untuk gencar melakukan edukasi mengenai paylater termasuk juga penggunaannya yang perlu dilakukan secara bijak.
“Kami berharap literasi keuangan dan popularitas Paylater berkembang beriringan sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dan dampak optimal dari akses yang dihadirkan oleh layanan Paylater dari Kredivo,” lanjut Indina.
Seiring dengan peningkatan popularitasnya, Paylater telah menjadi alat pembayaran pilihan bagi masyarakat untuk berbelanja berbagai kebutuhan, tidak hanya terbatas pada kebutuhan mendesak.
Temuan dari riset yang dilakukan oleh Kredivo dan Katadata Insight Center menunjukkan bahwa sebanyak 56,8% pengguna Paylater menggunakan layanan ini untuk membayar kebutuhan bulanan dengan cicilan tenor kurang dari 1 tahun, sementara 52,1% menggunakannya untuk keperluan yang mendesak.
Selain itu, penggunaan Paylater tidak lagi terbatas pada merchant online saja, tapi juga telah merambah ke merchant offline. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah transaksi di merchant offline Kredivo pada tahun 2023 tumbuh hingga 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Menanggapi popularitas Paylater di Indonesia, Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital CELIOS turut berkomentar, Paylater kini telah menjadi salah satu layanan pembiayaan digital dengan potensi yang menjanjikan, seiring dengan masih tingginya kebutuhan masyarakat akan akses kredit yang mudah dan aman.
Namun demikian, edukasi mengenai penggunaan Paylater masih perlu ditingkatkan, terutama dalam memahami manfaat, tanggung jawab, serta risiko dari Paylater. Dampak Paylater juga sangat tergantung dari penggunaannya.
Baca juga: Sebagian Besar Orang Indonesia Pernah Ajukan Pinjol untuk Kebutuhan Rumah Tangga
Menurut Nailul jika digunakan dengan bijak, Paylater dapat membantu dalam mengatur cash flow dan memenuhi berbagai kebutuhan, bahkan membantu meningkatkan skor kredit.
“Jika tidak dikelola dengan baik, layaknya inovasi layanan keuangan pada umumnya, penggunaan Paylater bisa berdampak negatif, termasuk potensi kredit macet hingga penurunan skor kredit. Akibatnya, pengguna tidak dapat mengakses layanan pembiayaan lembaga jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu, kesadaran dari pengguna menjadi kunci utama,” pungkasnya.