TEKNOBUZZ – Smartfren mendukung pelatihan Pengelolaan Sampah yang diberikan kepada seluruh guru atau tenaga pendidik di Tangerang Selatan (TangSel).
Pelatihan tersebut diprakarsai oleh Tim Fasilitator Corporate Social Responsibility (CSR) Tangerang Selatan dengan menggandeng Smartfren serta sejumlah pemangku kepentingan lain baik dari pihak pemerintah maupun swasta.
Dalam pelatihan yang berlangsung di Kampus BINUS University, Alam Sutera itu, Smartfren menawarkan program Tukar Sampah Jadi Kuota. Solusi tersebut memberikan nilai tambah bagi upaya masyarakat dalam mengelola dan memudahkan proses daur ulang.
Diharapkan ini akan menjadi solusi yang meningkatkan motivasi masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah, sehingga selanjutnya memberikan pengaruh positif dalam upaya pelestarian lingkungan.
Menurut Dani Akhyar, Head of Community Development & CSR Smartfren sekaligus Ketua Divisi Pendidikan Tim Fasilitator CSR Tangsel, pelatihan pengelolaan sampah ini adalah sebuah inovasi baru, yang mengawinkan solusi untuk permasalahan sampah di masyarakat Tangsel dan kebutuhan internet yang meningkat.
“Melalui program ini, para masyarakat yang menjadi anggota bank sampah bisa memanfaatkan sampah yang telah dipilah untuk dikonversi menjadi tabungan sampah. Tabungan tersebut kemudian bisa ditukar dengan kuota data Smartfren yang dapat digunakan untuk mengakses internet,” kata Dani.
Program Tukar Sampah Jadi Kuota merupakan kolaborasi antara Tim Fasilitasi CSR Kota Tangerang Selatan dengan Smartfren, BINUS University, Komunitas Guna Ulang Aja, Komunitas Pilah Sampah, dan para pegiat Bank Sampah di Tangsel.
Program ini sudah bisa diikuti oleh masyarakat di wilayah Tangerang Selatan, dan merupakan wujud nyata dari filosofi Panca Garda, yaitu Garda Lingkungan, yang menjadi landasan semangat Smartfren dalam mendukung berbagai inisiatif pelestarsian lingkungan.
Acara tersebut merupakan bagian dari kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2024 lalu. Selain pelatihan pengelolaan sampah, juga terdapat pelatihan prinsip 3R (Reuse –pakai ulang, Reduce –kurangi, Recycle –daur ulang); juga praktek pemilahan sampah non-organik.
Dengan bekal pengetahuan serta praktek tersebut, para guru bisa menjadi teladan bagi para peserta didik masing-masing. Total terdapat 30 sekolah dari tingkat SD, SMP, dan SMA yang ikut serta dalam pelatihan ini.
Baca juga: Smartfren Home RE11 Tawarkan Wireless Router dengan Kuota Besar untuk Rumahan
Benyamin Davnie, Walikota Tangerang Selatan menambahkan, kegiatan simulasi dan training-of-trainer merupakan faktor yang dapat mendorong penanganan sampah dalam jangka pendek dan jangka panjang, termasuk mendirikan bank sampah yang akan mencetak para pejuang dan pahlawan lingkungan di penanganan sampah.
“Semua pihak diharapkan ikut maju terlibat bersama pemerintah, baik komunitas, sekolah-sekolah, media, swasta seperti Smartfren, dan perguruan tinggi seperti BINUS University,” ucapnya.