TEKNOBUZZ – Roblox kini menjadi salah satu platform game online terbesar di dunia dengan lebih dari 111,8 juta pengguna aktif pada 2025. Roblox sendiri didirikan oleh David Baszucki dan Erik Cassel pada tahun 2004 dengan kantor pusat berada di San Mateo, California.
Popularitasnya bukan hanya karena koleksi jutaan game buatan pengguna dengan bahasa pemrograman Lua melalui Roblox Studio, tapi juga karena kemampuannya menghadirkan pengalaman virtual seperti konser hingga acara komunitas.
Namun, di balik popularitasnya, muncul kekhawatiran serius terkait paparan konten yang dianggap tidak sesuai untuk anak-anak. Mulai dari konten kekerasan, horor, hingga konten berbau pornografi, platform ini mulai menjadi perhatian orang tua, para pengajar, pemerintah di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
15 Game Roblox Teridentifikasi Paling Berbahaya
Sebelumnya, pada bulan Agustus lalu, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kota Surabaya menyoroti Roblox, yang dinilai memuat konten berbahaya bagi anak-anak. Pandangan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komnas PA Kota Surabaya, Syaiful Bachri seperti dikutip dari situs resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. Menurut Syaiful, pelarangan semata tidak cukup, tapi juga perlu pendekatan yang sistematis dan edukatif.
Game roblox belakangan ini menjadi sorotan setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti melarang anak-anak memainkannya. Game ini disebut memuat adegan kekerasan, bahkan konten berbau pornografi, sadisme, horor, pergaulan bebas, hingga inses.
“Kami melihat ada 15 game dalam roblox yang teridentifikasi paling berbahaya yang mungkin ditemukan oleh anak-anak, dalam pornografi, sadisme, horor, kecemasan, pergaulan bebas hingga hubungan sedarah. Kondisi ini menunjukkan akses teknologi tanpa pengawasan orang dewasa bisa berdampak serius terhadap kondisi psikologis anak,” ujar Syaiful, seperti dilaporkan situs resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur.
Baca juga: Komdigi Berkomitmen Ciptakan Ruang Digital Aman Bagi Masyarakat!
Menkomdigi Tegas: Anak Indonesia Harus Terlindungi
Menanggapai hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan bahwa Roblox perlu melakukan pembenahan agar sejalan dengan regulasi perlindungan anak yang berlaku di Indonesia.
“Kami menekankan pentingnya menghormati dan menjalankan aturan perlindungan anak yang berlaku di sini. Pasalnya, orang tua dan pendidik mulai khawatir dengan interaksi dan konten di Roblox. Bahkan, Kemendikdasmen sempat mengimbau siswa untuk tidak memainkan game ini. Oleh karena itu, Kemkomdigi meminta Roblox untuk membatasi akses komunikasi anak, menyaring konten vulgar, dan memperkuat fitur parental control,” ujar Meutya usai bertemu perwakilan Roblox Asia Pacific di Jakarta Pusat pada 14 Agustus 2025 lalu, seperti dikutip dari situs resmi Komdigi.
Oleh karena itu, Kemkomdigi meminta Roblox membatasi akses komunikasi antar pengguna anak, menyaring konten user-generated yang vulgar, dan memperjelas fitur kontrol orang tua (parental control).
“Pembenahan ini memastikan anak-anak Indonesia terlindungi dari konten dan interaksi yang berpotensi membahayakan di ruang digital,” jelasnya.
Meutya berharap Roblox sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang sudah terdaftar sejak 2022 dapat berperan dalam membangun ekosistem internet yang aman, bermanfaat, dan produktif.
“Kami berharap Roblox menjadi contoh bagaimana sebuah platform mengutamakan keselamatan pengguna muda, sehingga ruang digital di Indonesia menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, bermain, dan berkarya,” tandasnya.
Meutya menegaskan Kementerian Komdigi akan memberikan waktu kepada Roblox untuk melakukan pembenahan dan akan melakukan evaluasi secara rutin untuk memastikan game Roblox untuk memenuhi regulasi yang berlaku di Indonesia.
Roblox Merespons Positif Tuntutan Pemerintah RI
Tak butuh waktu lama, Roblox menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mendukung Indonesia dalam melindungi anak-anak di ruang digital. Komitmen ini disampaikan melalui surat resmi yang ditujukan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital, setelah Roblox bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, pada Agustus lalu.
Dalam surat tersebut, Roblox menegaskan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Indonesia Game Rating System (IGRS) dalam meninjau klasifikasi gim dan melakukan penyesuaian bila diperlukan, sebagai wujud dukungan terhadap pengembang gim lokal.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyambut baik komitmen ini melalui siaran pers dari Komdigi terbaru pada 11 September 2025 ini.

“Kami mengapresiasi langkah Roblox yang menegaskan kesediaan mereka untuk menyesuaikan diri dengan regulasi Indonesia. Ini menunjukkan bahwa dialog konstruktif dapat menghasilkan langkah nyata untuk melindungi anak-anak Indonesia sekaligus memperkuat ekosistem industri kreatif digital,” ungkap Meutya.
Selain menyampaikan komitmen patuh pada regulasi, surat tersebut juga memuat rencana Roblox untuk membagikan hasil studi dampak ekonomi yang menyoroti kontribusi perusahaan terhadap pertumbuhan pengembang lokal di Indonesia.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus menjalin dialog terbuka dengan berbagai platform global agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar pengguna, tetapi juga pusat pertumbuhan talenta digital serta ruang daring yang aman, inklusif, dan produktif bagi masyarakat.
Kedepannya, sinergi antara pemerintah, developer game, dan masyarakat diharapkan mampu menciptakan ruang digital yang aman, inklusif, dan produktif bagi anak-anak Indonesia.