TEKNOBUZZ – Garmin Run Asia Series 2025 sukses digelar dengan mengusung tema “From Zero to Hero”. Event tahunan yang digelar di Area Parkir Hall 10 ICE BSD, Tangerang ini berhasil menghadirkan lebih dari 7,000 peserta dari berbagai usia, latar belakang, dan komunitas.
Peserta berkompetisi dalam nomor lari 5K, 10K, Half Marathon dan Kids Dash, menyatukan pelari pemula hingga profesional dalam satu perayaan besar. Ajang ini tidak hanya menjadi wadah sportivitas, tetapi juga menegaskan komitmen Garmin untuk mendukung gaya hidup sehat, keberlanjutan lingkungan, dan inklusivitas di dunia olahraga.
Menurut Marketing Communications Manager Garmin Indonesia Rian Krisna, Garmin Run bukan hanya sebuah perlombaan, melainkan sebuah gerakan kolektif untuk menginspirasi gaya hidup aktif, sehat, inklusif, sekaligus peduli pada lingkungan.
“Kami berterima kasih atas antusiasme luar biasa dari para pelari Indonesia, termasuk komunitas disabilitas yang menunjukkan semangat luar biasa. Kami yakin setiap langkah kecil yang diambil hari ini akan menjadi bagian dari perubahan besar untuk masa depan,” ujarnya.
Rikki Simbolon berhasil meraih podium tertinggi dalam kategori 21K (Male), menorehkan catatan waktu yang mengesankan yaitu 1 jam 14 menit. Sementara itu, Marhaendrassiwi D Palupi keluar sebagai juara pada kategori 21K (Female) dengan waktu 1 jam 32 menit.
Di kategori 10K (Male), Nofeldi Petingko sukses mengamankan posisi puncak dengan waktu finish 32 menit, dan Novia Nur Nirwani menjadi juara kategori 10K (Female) dengan catatan waktu 37 menit.

Sementara itu, Wahyudi Putra keluar sebagai juara pada kategori 5K (Male), mencatatkan waktu 15 menit, dan Agustina Mardika Manik meraih kemenangan pada kategori 5K (Female) dengan catatan waktu 17 menit.
Kolaborasi untuk Bumi yang Lebih Baik
Keberlanjutan menjadi salah satu pilar utama Garmin Run Indonesia 2025. Garmin menggandeng Limbah.id sebagai Sustainability Partner untuk memastikan seluruh rangkaian aktivitas mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan semangat berkelanjutan.
Peran serta Limbah.id pada rangkaian acara Garmin Run salah satunya adalah mengelola sampah organik dan anorganik seperti botol plastik, kardus, kaleng, dan botol kaca, serta menyiapkan fasilitas pengumpulan sampah elektronik (e-waste).
Limbah.id memastikan seluruh sampah dari rangkaian acara dikelola secara bertanggung jawab dengan prinsip zero to landfill.
Artinya setiap jenis sampah diolah agar tidak berakhir di TPA, melainkan dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang, pengolahan organik, dan pengelolaan khusus untuk sampah residu maupun e-waste.
Selama rangkaian kegiatan Road to Garmin Run 2025 yang dilaksanakan sejak Juni hingga Agustus 2025, Garmin bersama Limbah.id telah berhasil mengumpulkan dan memilah sampah dengan total mencapai 530,82 kg.
Dari jumlah tersebut, sampah daur ulang (Recycle) menjadi kategori waste terbesar dengan total 360,67 kg atau hampir 67% dari keseluruhan sampah. Sementara itu, sampah residu tercatat sebesar 143,32 kg, diikuti sampah organik sebanyak 21,6 kg, serta e-waste (B3) sejumlah 5,23 kg yang berhasil dipisahkan dengan baik.
Event Plogging yang dilaksanakan pada 3 Agustus 2025 menjadi penyumbang terbesar dengan total 415,98 kg sampah, di mana lebih dari 297 kg di antaranya merupakan material daur ulang.
Ramah Disabilitas
Sejalan dengan komitmen untuk menghadirkan ruang yang inklusif, 2025 Garmin Run Indonesia melibatkan berbagai komunitas, termasuk #PelariIsyarat, pelari pengguna kursi roda, serta komunitas penyandang disabilitas lain.
Garmin memastikan setiap peserta mendapatkan pengalaman berlari yang adil dan menyenangkan dengan menyediakan juru bahasa isyarat, visual countdown berukuran besar, serta jalur yang ramah disabilitas. Salah satunya adalah Ricendy, Pelari Isyarat sekaligus anggota Garmin Run Club, yang kembali berpartisipasi di kategori Half Marathon.
“Garmin Run Indonesia membuat kami merasa diterima sepenuhnya. Sejak pertama kali ikut dua tahun lalu, saya merasa event ini tidak hanya tentang lari, tetapi juga tentang kebersamaan. Saya bangga bisa menjadi bagian dari event yang benar-benar inklusif,” ujarnya.
Selain itu, beberapa pelari pengguna kursi roda dari komunitas Jakarta Swift Wheelchair Basketball juga berpartisipasi di kategori 5K. Mereka berlari bersamaan dengan peserta lain, menciptakan suasana kompetisi yang setara sekaligus meriah.