22.8 C
New York
Sunday, July 13, 2025

Buy now

Agentic AI jadi Harapan Baru bagi Keamanan Bisnis

TEKNOBUZZ – Sebuah riset terbaru dari Salesforce, “State of IT,” menyoroti optimisme yang kuat terhadap agentic AI sebagai solusi potensial untuk mengatasi tantangan keamanan yang kompleks.

Para pelaku usaha dan pemilik bisnis di Indonesia kini semakin menyadari urgensi transformasi praktik keamanan TI mereka. Sekitar 8 dari 10 (82%) pemimpin keamanan TI di Indonesia mengakui perlunya perubahan mendasar dalam menghadapi ancaman siber yang terus meningkat.

Optimisme ini diperkuat dengan fakta bahwa 100% pemimpin keamanan TI mengidentifikasi setidaknya satu tantangan keamanan yang dapat diatasi oleh agentic AI.

Agentic AI menawarkan potensi besar untuk meringankan beban kerja manual tim keamanan TI, memungkinkan mereka untuk fokus pada tantangan yang lebih kompleks dan strategis.

Di tengah meningkatnya penggunaan AI oleh penjahat siber, agentic AI menjadi krusial dalam pertahanan digital. Contoh ancaman yang semakin diwaspadai adalah data poisoning, di mana penjahat siber merusak data yang digunakan untuk melatih AI, menghasilkan keputusan yang tidak akurat atau berbahaya.

Gavin Barfield, Vice President & Chief Technology Officer, Solutions, ASEAN, Salesforce, menekankan pentingnya fondasi data yang kuat. “Organisasi hanya bisa mempercayai agen AI sejauh mereka yakin bahwa data mereka dapat diandalkan,” ujar Barfield.

Ia menambahkan bahwa dengan 49% pemimpin keamanan TI di Indonesia melaporkan keraguan pelanggan terhadap adopsi AI karena masalah keamanan dan privasi, pengelolaan data yang kuat bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Tantangan Implementasi dan Kesiapan Data

Meskipun optimisme meluas, survei Salesforce terhadap lebih dari 150 pemimpin TI di Indonesia mengungkapkan kesenjangan dalam kesiapan implementasi. Hampir 1 dari 3 organisasi (29%) khawatir fondasi data mereka belum siap untuk memaksimalkan agentic AI.

Selain itu, lebih dari setengah (57%) tidak sepenuhnya yakin memiliki pengamanan yang memadai untuk menerapkan agen AI. Keberhasilan agentic AI sangat bergantung pada infrastruktur data yang kuat dan tata kelola yang tepat.

Lingkungan regulasi yang semakin kompleks juga menjadi perhatian. Meskipun 92% pemimpin keamanan TI di Indonesia percaya bahwa agen AI dapat membantu kepatuhan, seperti meningkatkan kepatuhan terhadap aturan privasi global , hampir sebanyak itu (87%) juga melihat tantangan kepatuhan yang muncul.

Hal ini diperparah oleh regulasi yang terus berubah dan proses kepatuhan manual yang rawan kesalahan. Sekitar 40% belum sepenuhnya yakin dapat menerapkan agen AI sesuai regulasi, dan 37% merasa belum siap menghadapi perubahan regulasi terkait AI.

Kepercayaan konsumen terhadap perusahaan juga menjadi isu krusial. Hanya 42% konsumen yang percaya perusahaan akan menggunakan AI secara etis, turun dari 58% pada tahun 2023.

Para pemimpin keamanan TI menyadari bahwa usaha lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan ini. Sebanyak 45% belum sepenuhnya yakin akan akurasi atau transparansi hasil AI mereka, dan 52% belum memberikan transparansi penuh tentang bagaimana data pelanggan dimanfaatkan dalam AI.

Pentingnya tata kelola data semakin meningkat pasca penerapan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) Indonesia. Regulasi ini mewajibkan organisasi untuk memperoleh izin eksplisit dari pengguna, menunjuk petugas perlindungan data, melaporkan pelanggaran segera, dan memenuhi ketentuan ketat dalam transfer data lintas negara.

Masa Depan Agentic AI dalam Keamanan Bisnis

Meskipun tantangan implementasi dan kepatuhan masih ada, adopsi agentic AI di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Lebih dari 51% tim keamanan TI di Indonesia sudah menggunakan agen AI dalam pekerjaan sehari-hari mereka, dan jumlah ini diproyeksikan akan berlipat ganda dalam dua tahun ke depan.

Para pemimpin keamanan TI melihat berbagai manfaat, mulai dari deteksi ancaman hingga audit canggih terhadap kinerja model AI.

Jelas bahwa agentic AI menawarkan harapan baru bagi pelaku usaha dan pemilik bisnis dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.

Namun, keberhasilan implementasinya akan sangat bergantung pada investasi dalam infrastruktur data yang kuat, tata kelola yang efektif, serta upaya berkelanjutan untuk membangun kepercayaan melalui transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi.

Dengan fondasi yang tepat, agentic AI dapat menjadi sekutu yang kuat dalam menjaga keamanan dan keberlanjutan bisnis di era digital ini.

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles