TEKNOBUZZ – Dalam laporan terbaru yang bertajuk “Where’s The Fraud: Protecting Indonesian Businesses from AI-Generated Digital Fraud”, VIDA mengungkapkan meningkatnya ancaman penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI)
VIDA menyebutkan terdapat berbagai potensi kerugian yang dapat ditimbulkan dari empat tipe ancaman utama penipuan digital saat ini.
Empat Tipe Penipuan Digital
Penipuan Identitas Digital (Identity Fraud)
Dipicu oleh penipuan digital yang semakin canggih dan memanfaatkan teknologi AI dan deepfake, 56% pelaku bisnis di Indonesia telah mengalami penipuan digital.
Bentuk penipuan identitas yang canggih ini menimbulkan risiko serius karena merusak kepercayaan dan meningkatkan potensi kehilangan data bagi bisnis, masalah pada hubungan antar stakeholders, dan hancurnya reputasi.
Ketika penipu semakin canggih, whitepaper menyarankan agar bisnis dapat mengadopsi
langkah-langkah pencegahan untuk mengatasi ancaman digital.
Rekayasa Sosial (Social Engineering)
Masyarakat di Indonesia seringkali menjadi korban berbagai jenis penipuan rekayasa sosial. Serangan phishing telah menjadi ancaman yang semakin umum dijumpai, kasus ini telah menjangkiti 67% pelaku bisnis di Indonesia.
Smishing, ancaman serupa yang dilakukan melalui SMS, telah berdampak pada 51% pelaku bisnis, sedangkan vishing—penipuan melalui suara—telah menargetkan 47% pelaku bisnis.
Angka ini menunjukkan urgensi akan kebutuhan terkait sistem keamanan siber yang aman dan kesadaran masyarakat untuk mengatasi ancaman yang ada di sekitar ini.
Pengambilalihan Akun (Account Takeovers)
Account takeovers terjadi saat pelaku memanfaatkan kata sandi yang lemah dan kurangnya otentikasi multi-faktor melalui serangan credential stuffing dan phishing.
Hal ini muncul sebagai isu yang paling marak terjadi, dimana 97% pelaku bisnis melaporkan upaya peretasan akun. Industri seperti keuangan, fintech, dan e-commerce sangat rentan terserang karena banyaknya informasi berharga yang dimiliki, seperti data pribadi para nasabah.
Pemalsuan Dokumen dan Tandatangan (Document and Signature Forgery)
Jenis penipuan ini tidak hanya merusak kesahihan dokumen pelanggaran data, namun dapat merusak reputasi perusahaan, mengurangi kepercayaan nasabah, dan menjadi penyebab kerugian finansial terbesar besar. 96% pelaku bisnis telah mengalami kasus pemalsuan dokumen dan tandatangan.
Baca juga: Modus Penipuan Via Chat Marak saat Ramadan, Kenali Cirinya Yuk!
Dengan berbagai temuan ini, VIDA berharap pelaku bisnis di Indonesia dapat segera memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman digital yang terus berkembang.
Laporan riset VIDA menegaskan bahwa ada urgensi bagi entitas bisnis di Indonesia agar segera mengadopsi solusi keamanan digital yang canggih dan terintegrasi untuk melawan ancaman penipuan yang semakin berkembang ini.