18.4 C
New York
Sunday, October 6, 2024

Buy now

Aset Kripto dalam Tekanan, Ini Penyebabnya

TEKNOBUZZ – Selasa (6/6) pagi ini pukul 08.00 WIB, Bitcoin (BTC) turun 4,59% bergerak di kisaran US$25.685 dengan Total Market Cap pasar Aset Kripto juga anjlok sebesar 4,56% menjadi US$1.09 Triliun.  Pasar aset kripto dalam tekanan setelah Securities and Exchange Commission (SEC) menggugat Binance dan salah satu pendirinya, Changpeng Zhao, yang dituduh telah melanggar undang-undang sekuritas (efek) federal AS. 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan tuntutan dari SEC telah menyebabkan harga BTC anjlok mencapai level terendah 60 hari disebabkan aksi panic selling yang dilakukan oleh investor. Selain BTC, beberapa aset kripto lain yang mengikuti turun adalah BNB, DOGE, dan SOL.

“Turunnya harga aset kripto diprediksi berlangsung jangka pendek karena investor aset kripto bereaksi atas berita terkait isu SEC dengan Binance. Namun secara jangka panjang, industri aset kripto masih sehat dan berpotensi kembali bergairah setelah isu Binance ini terlewati,” kata Panji Yudha.

Pekan lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) meloloskan rancangan undang-undang (RUU) untuk menangguhkan plafon utang senilai US$31,4 triliun pada 31 Mei 2023. RUU ini kemudian disetujui pada 3 Juni 2023 oleh Presiden AS, Joe Biden, untuk menjadi undang-undang.

Kesepakatan terbaru soal plafon utang ini akan berlaku sampai Januari 2025. Kementerian Keuangan AS akan menerbitkan obligasi atau treasury bills yang nilainya diperkirakan mencapai US$1 triliun pada akhir kuartal ketiga 2023, yang secara bertahap terbit sejak Juni ini. 

“Dalam jangka pendek, aset kripto dapat menghadapi tekanan sisi jual karena kontraksi moneter akibat peningkatan penerbitan obligasi. Namun, prospek jangka panjang bullish karena pasar akan mengalami pengeluaran tak terbatas dari belanja pemerintah AS,” kata Panji.

Untuk pekan ini, BTC dalam jangka pendek diprediksi akan menguji level support US$25.000 dan untuk area resistance terdekat berada di US$25.880. Sementara untuk Ethereum (ETH) dalam jangka pendek berpotensi menguji level resistance terdekat di US$1900 jika mampu bertahan diatas US$1.780.

ETH sebagai altcoin dengan kapitalisasi pasar terbesar mengalami peningkatan jumlah staking ETH setelah Shanghai upgrade di 13 April 2023 lalu. Data Dune Analytics menunjukkan staking ETH di bulan Mei mencapai level all time high di level 2,96 juta atau sekitar 2,46% dari jumlah Etherum beredar.

“Hal ini menjadikan sentimen positif bagi ETH secara jangka panjang karena berpotensi mengurangi ETH yang beredar di pasar. Para validator sebagian besar memilih untuk tetap melakukan staking untuk memperoleh pendapatan pasif berupa rewards ETH,” kata Panji.

Panji menjelaskan, industri aset kripto mendapatkan beberapa katalis positif seperti halnya pemerintah AS membatalkan rencana pungutan pajak listrik hingga 30% untuk penambang BTC. Hong Kong juga telah resmi membuka perdagangan kripto kepada investor retail sejak 1 Juni 2023 lalu. Kebijakan regulator Hong Kong tersebut mendorong Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok yang perlahan membuka pengembangan ekosistem teknologi blockchain dan Web3, dengan menerbitkan white paper berjudul Internet 3.0 yang dikeluarkan oleh Komisi Sains & Teknologi Kota Beijing. 

“Industri aset kripto terus menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang dengan semakin luasnya penerimaan aset kripto di sejumlah negara. Namun investor harus tetap mencermati berbagai sentimen terbaru yang dapat mempengaruhi harga aset kripto,” kata Panji.

Untuk pekan depan, investor aset kripto wajib mencermati data inflasi dan keputusan suku bunga acuan The Fed yang akan rilis dalam pertemuan FOMC 13-14 Juni 2023. The Fed berpotensi menahan kenaikan suku bunga, yang  dapat memberikan dampak positif bagi harga BTC. Data CME FedWatch Tool yang dirilis Senin (5/6) memproyeksikan probabilitas suku bunga 25 bps akan tetap di 5,00% – 5,25% mencapai 78,2% per 5 Juni 2023. Sisanya, 21,8% probabilitas menyatakan suku bunga akan naik 25 bps menjadi 5,25%-5,50% pada Juni 2023 menurut data per Senin (5/6). 

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles