TEKNOBUZZ – Berdasarkan laporan terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat tingkat penetrasi internet nasional pada 2025 mencapai 80,66%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini merepresentasikan 229 juta penduduk Indonesia yang telah terkoneksi internet dari total populasi sekitar 284 juta jiwa.
Pulau Jawa menjadi kontributor terbesar dengan 58,14% pengguna internet nasional, disusul Sumatera 20,51%, dan Kalimantan 6,05%. Daerah dengan penetrasi tertinggi ada di DKI Jakarta (91,35%) dan DI Yogyakarta (91,18%), menunjukkan ketimpangan konektivitas antara wilayah urban dan rural.
APJII menilai peningkatan ini sebagai hasil dari pemerataan infrastruktur dan perluasan jaringan broadband, meski beberapa wilayah timur seperti Papua dan Maluku masih mencatat penetrasi di bawah 70%.
Baca juga: Telkomsel Siagakan 300 BTS di MotoGP Mandalika 2025
Perilaku Pengguna: Mobile Data Masih Mendominasi
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengandalkan data seluler sebanyak 68% untuk mengakses internet. Sementara Wi-Fi rumah digunakan oleh 28%. Durasi penggunaan internet juga meningkat, dengan mayoritas pengguna mengakses lebih dari 4 jam per hari.
Perangkat utama yang digunakan adalah smartphone sebanyak 83%. Tentunya smartphone jauh mengungguli laptop dan smart TV. Fenomena ini menegaskan bahwa ekosistem digital Indonesia masih sangat berpusat pada perangkat mobile.
Selain untuk hiburan dan media sosial, alasan utama masyarakat terkoneksi internet adalah untuk mencari informasi (15%) dan melakukan transaksi online (14%). Sehingga mencerminkan transformasi digital yang semakin kuat di kehidupan sehari-hari.
Keamanan dan Kualitas Jaringan Jadi Perhatian Utama
Meningkatnya aktivitas digital juga membawa kekhawatiran terkait keamanan siber. Sebanyak 24% pengguna pernah mengalami pencurian data atau penipuan online. Untuk itu, sebagian besar pengguna kini mulai sadar pentingnya password kuat, verifikasi dua langkah (2FA), dan aplikasi antivirus.
Di sisi lain, kualitas jaringan masih menjadi tantangan, terutama di daerah terpencil. Gangguan sinyal dan pemadaman listrik kerap memutus akses internet, memengaruhi produktivitas pengguna.
Untuk itu, APJII menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan operator untuk memperkuat infrastruktur serta menyediakan layanan yang stabil, aman, dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.