15.2 C
New York
Wednesday, October 15, 2025

Buy now

TechPedisi: “Menelusuri Jejak Kemerdekaan” Merawat Sejarah Lewat Teknologi

TEKNOBUZZ – Memperingati Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-80, Teknobuzz ID mengadakan program baru “TechPedisi bertema Menelusuri Jejak Kemerdekaan”. yang berkolaboraasi dengan Technologue ID.

TechPedisi: “Menelusuri Jejak Kemerdekaan” adalah sebuah program ekspedisi digital yang menghadirkan pengalaman berbeda dalam memahami sejarah bangsa. Program ini memadukan semangat kemerdekaan dengan kecanggihan teknologi modern seperti smartphone dan lainnya, sehingga generasi muda yang melek teknologi dapat lebih dekat dengan perjalanan sejarah Indonesia.

Pasalnya, di era serba digital, generasi muda sering lebih akrab dengan layar gadget dibanding buku sejarah. Oleh karena itu, TechPedisi diciptakan untuk menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini. Dengan pendekatan konten yang ringan, visual, edukatif, dan kreatif, sejarah bisa dihadirkan secara lebih relevan dan menarik.

Dalam program perdana ini, kami mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang berkaitan dengan kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah di kota Yogyakarta. Destinasi sejarah yang ada di kota Yogyakarta yang kami kunjungi kali ini diantaranya Museum Benteng Vredeburg, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Kraton Jogja), Tugu Jogja, dan Gedung Agung.

Keempat destinasi sejarah tersebut kami pilih karena merupakan tempat bersejarah yang memiliki kaitan dengan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia dan tempat ikonik di Yogyakarta. Melalui kunjungan ke situs-situs bersejarah dan pendokumentasian perjalanan menggunakan smartphone, drone, kamera profesional, wearables, hingga teknologi kendaraan otomotif, program ini membawa sejarah lebih dekat kepada generasi digital Indonesia.

Program TechPedisi: “Menelusuri Jejak Kemerdekaan” ini mendapat dukungan dari para XLSMART, Xiaomi, Hyundai, dan Canon. Untuk mendokumentasikan perjalanan kami menggunakan kamera Canon EOS R8, dan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G.

Selain itu, kami juga menggunakan mobil Hyundai New CRETA Prime sebagai kendaraan ekspedisi mengelilingi destinasi bersejarah disana. Tidak ketinggalan, jaringan XLSMART juga menemani perjalanan kami mengelilingi destinasi sejarah di kota Yogyakarta.

Berikut pengalaman kami selama melakukan Program TechPedisi: “Menelusuri Jejak Kemerdekaan” yang mengunjungi destinasi sejarah yang berhubungan dengan perjuangan kemerdekaan RI di Yogyakarta.

Baca juga: Ribuan Pelajar dan UMKM jadi Target Literasi Digital Teman Pintar XLSMART

Perjalanan TechPedisi Ditemani XLSMART dan Hyundai New CRETA Prime

Hyundai New CRETA Prime  yang menemani perjalanan Techpedisi
Hyundai New CRETA Prime yang menemani perjalanan Techpedisi

Perjalanan TechPedisi ini dimulai dari kota Jakarta menuju kota Yogyakarta pada Kamis pagi (28/8/2025), pukul 10.00 kemudian mengunjungi Benteng Vredeburg, Keraton Ngayogyakarta, Tugu Jogja, dan Gedung Agung. Selama perjalanan, kami menggunakan mobil Hyundai New CRETA Prime 2025 berwarna sliver.

Hyundai New CRETA Prime
Hyundai New CRETA Prime yang menemani perjalanan Techpedisi

Hyundai New CRETA Prime memiliki mesin bertenaga, termasuk Smartstream 1.5T-GDi Turbo bertransmisi 7-speed DCT yang mampu menghasilkan tenaga hingga 160 PS dan torsi 253 Nm pada trim N Line Turbo. Selain itu, tersedia juga varian mesin Smartstream 1.5L dengan Intelligent Variable Transmission (IVT) yang menawarkan performa tangguh sekaligus efisiensi bahan bakar.

Dari sisi desain, New CRETA tampil sporty dengan Black Chrome Parametric Radiator Grille, lampu LED MFR, hingga roda 18 inci eksklusif N Line. Interiornya semakin premium berkat N Line exclusive seats, Panoramic Integrated Display, Ambient Lighting, dan Panoramic Sunroof.

Terdapat pula sensor canggih di mobil ini yang dapat mendeteksi objek seperti kendaraan, manusia, hewan, bahkan benda mati seperti tembok, tiang dan lainnya yang ada di sekitar mobil selama perjalanan. Setelah terdeteksi, objek tersebut ditampilkan melalui layar LCD yang ada di dashboard mobil.

Selama perjalanan, kami menggunakan jaringan XLSMART dan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G untuk mengakses peta digital, browsing internet, mendengarkan musik menggunakan Spotify, menonton video dan film, serta bermain game online. Hasilnya, semuanya berjalan lancar berkat jaringan XLSMART yang stabil.

Museum Benteng Vredeburg Mengawali Perjalanan TechPedisi

Museum Benteng Vredeburg yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G
Museum Benteng Vredeburg yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G

Museum Benteng Vredeburg menjadi destinasi sejarah pertama yang kami kunjungi selama di Yogyakarta, yang berlokasi di Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Benteng Vredeburg yang berdiri di kawasan Malioboro, Yogyakarta, merupakan peninggalan kolonial Belanda yang awalnya dibangun tahun 1760 dengan nama Rustenburgh.

Berkat izin Sultan Hamengkubuwana I, benteng ini selesai dibangun pada 1787 dan difungsikan sebagai pusat pengawasan Belanda terhadap Kraton Yogyakarta. Setelah gempa besar 1867, bangunan diperbaiki dan berganti nama menjadi Vredeburg yang berarti “perdamaian”, meski pada kenyataannya benteng ini berfungsi strategis sebagai sarana kontrol, intimidasi, dan blokade terhadap kesultanan.

Seiring berjalannya waktu, Vredeburg menjadi saksi peristiwa penting, mulai dari Geger Sepoy pada masa Inggris (1812), pendudukan Jepang (1942), hingga Agresi Militer Belanda II (1948-1949). Pasca kemerdekaan, benteng dikelola oleh APRI dan akhirnya ditetapkan sebagai Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pada 23 November 1992.

Museum Benteng Vredeburg yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G
Museum Benteng Vredeburg yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G

Kini, museum seluas 46.574 m² tersebut menjadi destinasi edukasi sejarah nasional, yang menghadirkan diorama perjuangan bangsa sekaligus melestarikan jejak penting perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. Meski masih tetap mempertahankan bangunan klasik era kolonial, Museum Benteng Vredeburg ini juga diberi sentuhan teknologi pengalaman visual yang memukau berkat penggunaan berbagai proyeksi digital dan augmented reality.

Selain itu, setiap ruangan di Museum ini didesain dengan tema yang berbeda, menggunakan layar sentuh dan peta interaktif untuk menjelaskan sejarah dan budaya yang dipamerkan. Tidak hanya itu, kami juga dapat menikmati pengalaman secara online melalui tur virtual yang memungkinkan menjelajahi museum dari jarak jauh dengan perangkat elektronik sendiri.

Interaksi dengan koleksi dilakukan melalui aplikasi digital yang memungkinkan kami dan pengunjung museum untuk mendapatkan informasi lebih mendalam dan terlibat dalam simulasi sejarah. Dengan desain interior Museum yang futuristik, dan kaya teknologi, Benteng Vredeburg menarik perhatian pengunjung dari berbagai kalangan, khususnya Generasi muda saat ini, termasuk Gen-Z dan Gen Alpha.

Dengan begitu, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dapat dijadikan sebagai destinasi sejarah dan budaya yang relevan dan menarik di era digital ini.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Kraton Jogja)

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G

Destinasi sejarah di Yogyakarta selanjutnya yang kami kunjungi adalah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Kraton Jogja) yang juga menjadi tempat ikonik dan sangat bersejarah serta menjadi pusat Pemerintahan di Yogyakarta. Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlokasi di Jl. Rotowijayan No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berada di pusat Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas mencapai 14.000 meter persegi. Didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono X dan keluarganya serta abdi dalem kraton. Di utara terdapat alun-alun utara dan di selatan terdapat alun-alun selatan serta sekitar 10 menit dari kawasan Malioboro.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I sejak tahun 1755 setelah Perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram. Sejak masa kolonial, keraton bukan hanya pusat pemerintahan dan kebudayaan, tetapi juga menjadi simbol kedaulatan Jawa yang tetap bertahan di tengah tekanan Belanda. Peran penting keraton semakin terasa ketika memasuki masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada masa revolusi, Sri Sultan Hamengkubuwana IX menunjukkan sikap tegas dengan mendukung penuh Republik Indonesia. Yogyakarta bahkan dijadikan ibu kota sementara Republik Indonesia setelah Jakarta jatuh ke tangan Belanda. Sehingga menjadikan keraton sebagai pusat pemerintahan sekaligus benteng perjuangan.

Melalui Amanat 5 September 1945, Sultan menegaskan bahwa Ngayogyakarta Hadiningrat adalah daerah istimewa dalam bingkai RI, sebuah langkah besar yang mengukuhkan dukungan keraton pada NKRI. Dukungan ini berlanjut dengan Proklamasi 30 Juni 1949, saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengembalikan kekuasaan pemerintahan RI ke Yogyakarta sebelum kembalinya para pemimpin yang ditawan Belanda.

Peristiwa tersebut menandai peran keraton sebagai penjaga keberlangsungan Republik. Pada akhirnya, penggabungan Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman ke dalam Republik mengukuhkan status istimewa Yogyakarta, yang hingga kini menjadi simbol persatuan, perjuangan, dan keteguhan dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.

Tugu Yogyakarta

Tim Teknobuzz di Tugu Golong Gilig yang diabadikan menggunakan Kamera Mirrorless Canon EOS R8
Tim Teknobuzz di Tugu Golong Gilig yang diabadikan menggunakan Kamera Mirrorless Canon EOS R8

Destinasi kami selanjutnya adalah Tugu Pal Putih atau Tugu Yogyakarta, berlokasi di perempatan Jl. Marga Utama, Jl. Jend. Sudirman, dan Jl. P. Diponegoro. Tugu Pal Putih dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwana VII (1877-1921). Disebut ‘Pal Putih’ karena tugu ini berwarna putih. Keberadaannya menjadi salah satu ‘tetenger’ (penanda) Sumbu Filosofis Yogyakarta yang membentang arah utara-selatan, dengan Keraton Yogyakarta sebagai pusatnya.

Tugu Golong Gilig yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G
Tugu Golong Gilig yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G

Tugu Pal Putih merupakan pengganti Tugu Golong Gilig yang dibangun tahun 1756. Nama ‘Golong Gilig’ menunjuk bentuk awal tugu yang berupa silinder (golong) dengan puncak berupa bulatan (gilig) yang mereferensikan filosofi ‘Manunggaling Kawula Gusti’ atau bersatunya rakyat dengan rajanya, dan manusia dengan Sang Pencipta. Pada masa lalu, ‘gilig’ pada puncak tugu digunakan sebagai titik pandang ketika Sri Sultan ‘sinawaka’ (meditasi) di Bangsal Manguntur Tangkil.

Tugu Golong Gilig roboh akibat gempa tektonik tanggal 10 Juni 1867, dan dikenang dengan candra sengkala ‘Obah Trus Pitung Bumi’ (tujuh bumi terus berguncang, yang merujuk pada angka 1796 Jawa). Baru pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana VII, tugu ini dibangun kembali dan diresmikan tanggal 3 Oktober 1889, yang kemudian disebut Tugu Pal Putih.

Pembangunan kembali tugu mengubah bentuk menjadi persegi dan berujung lancip. Selain itu, ketinggian tugu yang semula 25 meter dipendekkan menjadi 15 meter. Ditengarai, desain baru ini merupakan strategi Belanda untuk menghilangkan simbol kebersamaan raja dan rakyat pada desain tugu sebelumnya.

Meski bentuk tugu berubah, namun masyarakat Yogyakarta tetap memaknainya sebagai simbol persatuan rakyat dengan raja, serta manusia dengan Tuhannya. Tugu Pal Putih menjadi simbol tempat ‘Alif Mutakallamin Wachid’ (Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, seru sekalian alam).

Oleh karena itu, Tugu Pal Putih secara filosofis dimaknai sebagai pusat orientasi manusia dalam laku sembah dan aktivitas sehari-hari, dengan senantiasa mengingat kebesaran Tuhan sebagai ‘Sangkan Paraning Dumadi’ (dari mana manusia berasal, dan ke mana manusia kembali).

Gedung Agung (Istana Yogyakarta)

Gedung Agung yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G
Gedung Agung yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G

Destinasi sejarah dalam program TechPedisi: “Menelusuri Jejak Kemerdekaan” harus berakhir di Gedung Agung (Istana Yogyakarta) yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Istana Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung merupakan salah satu istana kepresidenan yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi bangsa Indonesia.

Gedung ini pertama kali dibangun pada masa kolonial Belanda pada tahun 1824 atas gagasan Residen Anthonie Hendriks Smissaert, yang merupakan warga Belanda dengan arsitektur bergaya Eropa tropis. Setelah sempat tertunda karena Perang Diponegoro (1825–1830), pembangunan dilanjutkan dan selesai pada tahun 1869. Sejak itu, gedung ini menjadi kediaman resmi para pejabat tinggi Belanda, kemudian dikuasai Jepang pada masa pendudukan.

Peran Gedung Agung semakin penting ketika Republik Indonesia harus memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta pada 6 Januari 1946. Sejak saat itu, Gedung Agung berubah fungsi menjadi Istana Kepresidenan sekaligus tempat tinggal resmi Presiden Soekarno beserta keluarga.

Gedung Agung yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G
Gedung Agung yang diabadikan dengan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G

Di sinilah sejumlah peristiwa bersejarah terjadi, seperti pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI dan pelantikan beberapa kabinet Republik Indonesia. Di istana ini diselenggarakan Pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI (3 Juni 1947), diikuti pelantikan sebagai Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia (3 Juli 1947), serta lima Kabinet Republik Indonesia. Bahkan, Megawati Soekarnoputri, putri Presiden Soekarno, lahir di gedung bersejarah ini pada tanggal 23 Januari 1947.

Namun, pada 19 Desember 1948, Agresi Militer Belanda II memaksa Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan sejumlah pemimpin Republik diasingkan ke luar Jawa. Baru pada 6 Juli 1949 mereka kembali ke Yogyakarta, dan Gedung Agung kembali berfungsi sebagai istana hingga akhirnya Presiden Soekarno pindah ke Jakarta pada 28 Desember 1949. Sejak itu, gedung ini lebih banyak difungsikan sebagai tempat persinggahan presiden serta penerimaan tamu negara.

Kini, Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung tetap berdiri kokoh di jantung Kota Yogyakarta, berseberangan dengan Museum Benteng Vredeburg. Selain menjadi simbol perjuangan bangsa, istana ini juga sering digunakan untuk kegiatan kenegaraan dan menerima kunjungan tamu negara dari berbagai belahan dunia. Dengan sejarah panjangnya, Gedung Agung bukan hanya saksi bisu perjuangan kemerdekaan, tapi juga menjadi warisan budaya dan politik yang penting bagi Indonesia.

Abadikan Momen Bersejarah dengan Kamera Mirrorless Canon EOS R8 dan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G

Xiaomi Redmi Note 14 5G
Xiaomi Redmi Note 14 5G

Selama mengunjungi Museum Benteng Vredeburg, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Kraton Jogja), Tugu Jogja, dan Gedung Agung, kami mengambil foto dan video menggunakan Kamera Mirrorless Canon EOS R8, dan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G.

Kami menggunakan kamera Mirrorless Canon EOS R8 dengan lensa RF 24-240mm untuk zoom dan lensa RF 15-35 mm untuk wide. Canon EOS R8 hadir sebagai kamera full-frame ringan ±461 g yang dirancang untuk kreator konten, jurnalis, fotografer, dan videographer.

Kamera Mirrorless Canon EOS R8
Kamera Mirrorless Canon EOS R8

Kamera Mirrorless ini menawarkan sensor CMOS 24,2 MP, perekaman video 4K 60p (6K oversampled) dengan Canon Log 3, serta Full HD 180p untuk slow motion. Dengan kemampuan pemotretan beruntun hingga 40 fps, teknologi EOS iTR AF X, dan Dual Pixel CMOS AF II, EOS R8, terbukti kamera ini menyuguhkan gambar tajam serta fleksibilitas tinggi setelah kami menggunakannya untuk mengambil foto dan video.

Kamera Mirrorless Canon EOS R8
Kamera Mirrorless Canon EOS R8

Lensa Canon RF 24-240mm adalah lensa zoom all-in-one (serbaguna) dari Canon untuk kamera mirrorless dengan dudukan RF, yang menawarkan rentang fokus 10x dari sudut lebar (24mm) untuk lanskap hingga telefoto jarak jauh (240mm) dalam bodi yang ringkas. Sehingga cocok untuk berbagai skenario fotografi seperti lanskap, potret, dan foto subjek yang jauh.

Kamera Mirrorless Canon EOS R8
Kamera Mirrorless Canon EOS R8

Sementara RF15-35mm f/2.8L IS USM adalah lensa zoom sudut ultra wide dengan aperture konstan f/2.8 full-frame pertama dari Canon yang dilengkapi dengan image stabilisation (IS). Ini menjanjikan efek stabilisasi gambar hingga setara 5 stop kecepatan rana, yang sangat mendukung pemotretan genggam dalam kondisi rendah cahaya.

Kamera Mirrorless Canon EOS R8
Kamera Mirrorless Canon EOS R8

Setelah menggunakan kedua lensa dan kamera ini, foto yang dihasilkan sangat tajam dan detail. Begitupun dengan video yang dihasilkan beresolusi tinggi, dan sinematik, seperti film.

Selain menggunakan kamera profesional, kami juga mengambil foto dan video menggunakan smartphone Xiaomi Redmi Note 14 5G. Kami mengambil foto dalam berbagai kondisi dan pencahayaan dengan mode photo, Ultra HD, wide, dan night. Dan hasil fotonya cukup tajam, detail dengan komposisi warna yang pas.

Xiaomi Redmi Note 14 5G
Xiaomi Redmi Note 14 5G

Pastinya ini berkat tiga kamera belakang yang disematkan pada ponsel ini, yang terdiri dari kamera utama 108 MP, kamera ultra-wide 8 MP, dan kamera makro 2 MP serta 3x in-sensor zoom untuk menghasilkan foto tajam dalam berbagai kondisi. Fitur kamera ini didukung oleh AI dan algoritma Xiaomi Imaging Engine untuk hasil foto dan video yang lebih baik, dengan kemampuan seperti mode malam, potret, dan zoom digital hingga 20x.

Xiaomi Redmi Note 14 5G
Xiaomi Redmi Note 14 5G

Dengan aperture besar dan Night Mode, kami dapat menghasilkan foto malam yang terang, penuh warna, dan minim noise. Kami pun mencoba mode portrait, dan efek bokeh yang dihasilkan masih terlihat natural.

Kamera depannya beresolusi 20MP, yang saat kami coba dalam mode foto, menghasilkan foto yang tajam dan detail. Kami juga selfie dengan mode portrait, dan efek bokeh yang dihasilkan masih terlihat natural.

Selain itu, Redmi Note 14 5G dilengkapi dengan fitur AI canggih seperti AI Beautify untuk potret alami, AI Erase untuk menghapus objek yang mengganggu, bokeh dan AI Sky untuk mempercantik latar belakang foto. Kami juga mengedit foto menggunakan AI Sky dengan foto pemandangan alam dengan langit yang mendung dana wan yang gelap. Setelah menggunakan AI Sky, langit jadi lebih terang, namun masih terlihat natural.

Selanjutnya kami menggunakan efek bokeh untuk mengedit foto selfie dengan latar belakang normal. Hasilnya, foto bokeh masih terlihat alami, seperti selfie dengan kamera menggunakan efek bokeh.

Selama perjalanan mengelilingi kota Yogyakarta, kami juga menggunakan Redmi Note 14 5G untuk peta digital, browsing internet, mendengarkan musik menggunakan Spotify, menonton video dan film, serta bermain game. Soal durability, baterai Redmi Note 14 5G sangat awet selama kami gunakan kurang lebih 2 hari untuk kegiatan tersebut.

Ini berkat baterai besar hingga 5500mAh dan fast charging 45 W. Selama berkegiatan di Yogyakarta selama kurang lebih 3 hari, kami hanya sekali mengisi daya sebelum berangkat menuju ke Yogyakarta, dan setibanya di Jakarta, baru Redmi Note 14 5G kehabisan daya dan langsung kami charge. Proses charging nya pun cukup cepat.

Menyatukan Nasionalisme dan Teknologi

Lebih dari sekadar perjalanan, TechPedisi: “Menelusuri Jejak Kemerdekaan” merupakan upaya kami untuk menghadirkan warisan digital yang menyatukan semangat nasionalisme dengan teknologi. Dengan cara ini, sejarah tidak hanya diingat, tapi juga dirayakan dalam format yang dekat dengan keseharian anak muda, yaitu teknologi dan device.

Dengan sentuhan teknologi, nilai-nilai perjuangan bisa dikemas lebih menarik, interaktif, dan mudah diakses. Inilah langkah nyata untuk menjaga semangat kemerdekaan tetap hidup di era digital.

Pantengin terus informasi terbaru seputar berita teknologi di TEKNOBUZZ ID. Jangan lupa follow media sosial kita di Instagram (@teknobuzz.id), Facebook (Teknobuzz ID), TikTok (@teknobuzz.id), LinkedIn (Teknobuzz ID) dan YouTube (TEKNOBUZZ ID).

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles